humas news:
28/10/2012, - Upacara bendara untuk memperingati hari Sumpah Pemuda di Kabupaten Mojokerto dilaksanakan di puncak Gunung Penanggungan. Upacara yang digelar dari ketinggian 1.653 meter dari permukaan laut ini dihadiri oleh 450 pe
28/10/2012, - Upacara bendara untuk memperingati hari Sumpah Pemuda di Kabupaten Mojokerto dilaksanakan di puncak Gunung Penanggungan. Upacara yang digelar dari ketinggian 1.653 meter dari permukaan laut ini dihadiri oleh 450 pe
serta dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Ratusan peserta ini mulai bergerak mendaki sejak Sabtu (26/10/2012) pukul 17.00 WIB. Para pendaki ini hampir menghabiskan waktu selama 5 jam untuk mencapai puncak dengan suhu udara dingin disertai angin kencang.
Sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi, Wakapolres Mojokerto Kompol Eryek Kusmayadi memimpin sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya, Eryek menyampaikan terkait banyaknya makna penting yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.
Eryek menekankan kepada generasi muda agar selalu cinta tanah air. Menurut dia, cinta tanah air merupakan sebagian dari ibadah.
Selain itu, Eryek juga menyayangkan jikalau generasi muda lebih menggandrungi bahasa dan budaya asing dibandingkan budaya Indonesia sendiri.
"Sangat disayangkan jika para generasi muda lebih menyukai budaya asing. Kita ini Bangsa Indonesia, sepatutnya kita bangga dengan budaya kita," kata Eryek yang menggebu-gebu di hadapan para peserta upacara, Minggu (28/10/2012).
Usai melangsungkan upacara bendera, 450 peserta upacara ini membentangkan Bendera Merah-Putih dengan panjang dan lebar 42x25 meter di atas puncak. Usut punya usut, bendera ukuran raksasa ini juga pernah dibentangkan di dalam air di Pulau Sebatik dan Pantai Pasir Putih.
"Ini bukti bahwa para pemuda harus cinta tanah air. Bendera yang dibentangkan ini, sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita," lanjut Eryek.
Usai melaksanakan upacar bendera dan membentangkan Bendera Merah Putih berukuran raksasa, para pendaki langsung turun dari puncak gunung berjenis Stratovolcano atau gunung berapi tidur ini. Butuh waktu 3 hingga 4 jam dan tenaga ekstra untuk para pendaki tersebut sampai ke basecamp pendakian.
Ratusan peserta ini mulai bergerak mendaki sejak Sabtu (26/10/2012) pukul 17.00 WIB. Para pendaki ini hampir menghabiskan waktu selama 5 jam untuk mencapai puncak dengan suhu udara dingin disertai angin kencang.
Sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi, Wakapolres Mojokerto Kompol Eryek Kusmayadi memimpin sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya, Eryek menyampaikan terkait banyaknya makna penting yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.
Eryek menekankan kepada generasi muda agar selalu cinta tanah air. Menurut dia, cinta tanah air merupakan sebagian dari ibadah.
Selain itu, Eryek juga menyayangkan jikalau generasi muda lebih menggandrungi bahasa dan budaya asing dibandingkan budaya Indonesia sendiri.
"Sangat disayangkan jika para generasi muda lebih menyukai budaya asing. Kita ini Bangsa Indonesia, sepatutnya kita bangga dengan budaya kita," kata Eryek yang menggebu-gebu di hadapan para peserta upacara, Minggu (28/10/2012).
Usai melangsungkan upacara bendera, 450 peserta upacara ini membentangkan Bendera Merah-Putih dengan panjang dan lebar 42x25 meter di atas puncak. Usut punya usut, bendera ukuran raksasa ini juga pernah dibentangkan di dalam air di Pulau Sebatik dan Pantai Pasir Putih.
"Ini bukti bahwa para pemuda harus cinta tanah air. Bendera yang dibentangkan ini, sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita," lanjut Eryek.
Usai melaksanakan upacar bendera dan membentangkan Bendera Merah Putih berukuran raksasa, para pendaki langsung turun dari puncak gunung berjenis Stratovolcano atau gunung berapi tidur ini. Butuh waktu 3 hingga 4 jam dan tenaga ekstra untuk para pendaki tersebut sampai ke basecamp pendakian.